Ultah ke-5 DPP LSM PNB Makan Bersama Dengan Anak Punk
Batam, Radar Kepri- DPP LSM Pemuda Nusantara Bersatu (LSM PNB) Provinsi Kepri memperingati hari ulang tahun ke-5 . Di tahun ke-5 kelahiran LSM Pemuda Nusantara Bersatu berbagi rasa dengan komunitas anak-anak punk alias anak jalanan di didepan karnaval mall, Batam pada Selasa (09/4).
Dalam memperingati hari jadi ke lima tahun LSM PNB dengan anak punk di hadiri oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat yang ada kota Batam lainnya. Seperti ICW Kepri yangMoren Mulkansyah, ketua Aliansi LSM Batam Muhamad Ashar dan ketua LAKI Pejuang 45, Hery Marhat.
Manurut ketua DPP Pemuda Nusantara Bersatu, Wan Wibowo, ulang tahun LSM Pemuda Nusantara Bersatu memang sengaja merayakan ulang bersama dengan komunitas anak-anak punk agar berbagi rasa.”Karena anak-anak ini, terkucilkan dari masyarakat. Padahal anak ini-kan perlu perhatian. Mereka ini juga manusia, sama dengan anak-anak lainnya. Yang perlu perhatian oleh semua elemen masyarakat Batam, terutama pemerintahan kota Batam. Bukan malah di kucilkan.”Ujarnya.
Hal sengaja dilakukan murni dengan keiklasan Ketua DPP Pemuda Nusantara Bersatu dan tidak intrik politik disini.”Kami lakukan, tak lebih karena ke-cintaan kami pada sesama,”jelasnya.
Ditambahkan Wan Wibowo, PNB akan terus melakukan program sosial kedepan dan Pemuda Nusantara Bersatu tidak akan berpolitik.”Kami adalah organisasi yang mandiri, tidak bergantung pada donatur. Kami mengundang sekitar 50 orang anak-anak punk berbagi rasa. Dengan mengajak makan bersama, mudah-mudahan hal ini bisa diikuti oleh intansi lain yang ikut menperhatikan anak-anak ini.”himbaunya.
Sementara itu pemandu anak punk, ndro Ayu Asih sangat berterima kasih kepada Ketua DPP Pemuda Nusantara Bersatu Propinsi Kepri, Wan Wibowo, yang telah mengundang mereka dan menyepat diri ke lokasi anak punk. Kemudian berbagi rasa dan peduli dengan keberadaan anak-anak punk.”Karena selama ini segelintir orang saja yang perduli dengan komunitas anak-anak punk.”kata ndoro Ayu Asih.
Menurut ndoro Ayu Asih, anak-anak bukan tidak mau merubah nasib, namun kurangnya perhatian dari semua pihak di kota Batam terutama Pemerintah kota Batam.”Saya sudah lama membina anak-anak ini dengan mengajarkan bahasa Inggris. Bahkan saya berusaha untuk mendaftarkan mereka ke Dinas Pendidikan, agar mereka ikut ujian ijazah paket C. Akan tetapi pihak Dinas pendidikan meminta biaya uang. Sehingga usaha itu gagal, karena keuangan tidak cukup untuk membiayai ujian paket C tersebut.”jelasnya.
Padahal, lanjut ndoro Ayu Asih, kalau pemerintah peka terhadap masalah sosial yang menyangkut anak-anak ini.”Anak-anak punk ini bisa memiliki ijazah, tentu mereka ini bisa bekerja. Dan tidak kembali kepada komunitas ini.”Ujarnya.
Pihaknya pernah menyampaikan kepada Walikota Batam terkait keberadaan anak-anak ini. Namun Walikota Batam, Drs H Ahmad Dahlan hanya menanyakan.”Bagaimana ndoro, hanya (CNN) Cuma-Nanya-Nanya, tetapi tidak ada tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah kota Batam terhadap anak-anak punk. Padahal merekan ini bukan tidak mau berubah, tetapi mereka tidak punya kemampuan untuk bekerja,t idak memiliki pendidikan.Tapi mereka sudah banyak yang berubah, bagi yang mempunyai kemampuan mengemud. Mereka sudah mau bekerja sebagai supir. Dan anak didik saya ini sudah ada yang kuliah. Dan saat ini saya berusaha mendaftarkan untuk ikut ujian paket C. Biar mereka ini bisa diterima bekerja di perusahaan yang ada di kota Batam ini.”jelasnya.(taherman)