
Tanjungpinang, Radar Kepri-Aktifitas tambang bauksit di Kota Tanjungpinang, khususnya di Senggarang makin garang. Buktinya, Selasa (26/02), terdapat tiga titik aktifitas tambang illegal berkedok cut and fill maupun land clereering di samping Kantor Kejaksan Tinggi Kepri terdapat dua lokasi dan didepan Korem 134 WP.
Pernyataan Walikota Tanjungpinang H Lis Darmanstah SH di beberapa media masa sehari lalu, yang akan meninjau ulang dan menertibkan aktifitas tambang illegal di Kota Tanjungpinang tidak di gubris para pemain tambang ilegal.”Walikota hanya bisanya gertak-gertak aja. Sampai sekarang penambang illegal berkedok cut an fill maupun land clereering terus terjadi. Bahkan semakin marak, bisa apa walikota mencegahnya.”sebut Dirman, seorang warga yang dijumpai media ini dilokasi tambang sekitar kantor Kejati Kepri, Selasa (26/02) sekitar pukul 15 00 Wib.
Masih menurut Dirman, Walikota seharusnya tegas dengan menempuh jalur hukum melaporkan penambangan illegal ke kepolisian, terutama tambang yang ada di pinggir jalan utama menuju kantornya itu.”Tapu apa mungkin wako berani menjebloskan para penjahat ekonomi alias penambang illegal ini ke penjara dengan melaporkan ke polisi. Ini yang masih kita tunggu.”Tanya Dirman.
Pantauan media ini dilapangan, puluhan truk terlihat dengan bebas melintas di fasilitas jalan umum menuju jembatan Gugus di Kilometer 8 atas Tanjungpinang. Truk bermuatan bauksit illegal itu terlihat antri di ujung jembatan Gugus, karena beberapa puluh meter dibawah jembatan telah menunggu tongkang yang akan menampun ribuan ton bauksit tersebut.
Didalam tongkang terlihat alat berat (loader) yang merapikan muatan bauksit. Sekitar pukul 15 30 Wib terlihat sebuah mobil dari dinas perhubungan mendekat di antara truk yang antri tersebut. Namun, mobil dinas yang belum diketahui dari dinas perhubungan mana itu hanya beberapa menit saja berhenti. Sekitar 5 menit mobil itu pergi dan aktifitas muat tambang biji bauksit kembali berjalan.
Dibeberapa ruas jalan yang dilintasi truk berisi muatan bauksit itu terlihat jalan aspal beton yang dibangun dari APBD Provinsi dan APBD Kota Tanjungpinang terlihat sudah rusak parah. Lubang besar dan ceceran bijih bauksit menimbulkandebu yang berterbangan dijalan.(irfan)