
Tanjungpinang, Radar Kepri-Sampena Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) seharusnya menjadi momentum reflektif, bukan sekadar seremonial di Provinsi Kepulauan Riau (Prov Kepri)
Akses pendidikan masih timpang diwilayah-wilayah terluar dan terpencil kerap terabaikan dalam distribusi guru berkualitas dan sarana pembelajaran.
Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Megat Sri Rama, Teddy Maembong Kepada Awak media ini, melalui pesan singkat ponselnya, Jum’at (2/5)
” Ironis, ketika daerah maritim yang strategis ini justru tenggelam dalam ketimpangan mutu pendidikan. Kurikulum belum sepenuhnya adaptif terhadap potensi lokal, dan digitalisasi hanya menjadi jargon tanpa infrastruktur memadai. Kita butuh lebih dari sekadar niat baik; kita butuh kebijakan yang transformatif, berpihak, dan berpijak pada realitas akar rumput.
Lebih memprihatinkan lagi lanjut Teddy, munculnya kasus asusila yang melibatkan tenaga pendidik terhadap peserta didik. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi pengkhianatan terhadap nilai-nilai luhur pendidikan.
“Di tengah ketimpangan akses, minimnya pemerataan guru berkualitas, dan lemahnya pengawasan, justru terjadi degradasi moral di jantung sistem itu sendiri. Pendidikan di Kepri saat ini bukan hanya krisis sumber daya, tapi juga krisis etika”
Tanpa revolusi integritas dan ketegasan hukum dalam dunia pendidikan, jargon “merdeka belajar” hanya akan menjadi retorika kosong di atas luka yang terus terbuka. (Aliasar)