Aset Senilai Rp 10 Miliar Lebih “Hilang’, BPKAD Lingga Bungkam
Lingga, Radar Kepri -Puluhan milyaran aset yang dibeli dari uang rakyat Lingga dan diserahkan pengelolaan dan penggunaanya d Sekretariat Daerah (Sekda) Lingga, Provinsi Kepri, hingga Kamis (25/7) belum jelas keberadaanya.
Sementara, Kepala Badan (Kaban) BPKAD Kabupaten Lingga, Harpiandi ,selaku pihak yang seharusnya mengetahui dan memiliki kewenagan menindaklanjuti temuan BPK Kepri dikonfirmasi Radar Kepri.com tak kunjung menjawab alias “bungkam”.
Wajar muncul persepsi, Kaban BPKAD Lingga Harpiandi tidak memiliki program kerja dan tidak paham tugas yang dipercayakan Bupati Lingga, M Nizar SSos kepadanya.
Pasalnya, puluhan milyar aset tersebut yang tidak ditemukan keberadaanya di Sekdakab Lingga seharusnya dilakukan pencarian melibatkan tim. Agar aset tersebut ditemukan keberadaanya.
Sejauh ini, belum terlihat pergerakan dan keseriusan dari Harpiandi sebagai Kepala Badan (Kaban) BPKAD Kabupaten Lingga untuk menemukan aset-aset tersebut.
“Seharusnya BPKAD sudah bergerak untuk mencari solusi tentang keberadaan milyaran aset yang menghabiskan uang rakyat kabupaten Lingga tersebut,” kata sumber Radar Kepri.com yang layak di percaya.
Anehnya lanjut sumber, apa alasan Bupati kabupaten Lingga M Nizar mempertahankan Kaban BPKAD tersebut.
Sementara Kaban BPKAD Kab Lingga Harpiandi dikonfirmasi Radar Kepri.com melalui Ponselnya terkait “raibnya” milyaran tersebut, hingga berita ini di unggah, masih “bungkam”
Begitu juga dengan Kepala Inspektorat Kabupaten Lingga, M Ja’Is dikonfirmasi melalui ponselnya terkait dengan hal yang sama, belum memberi keterangan.
M Jais terkesan kurang serius menindaklanjuti temuan BPK Kepri terkait aset tersebut.”Wasslam, tentunya dari inspektorat selalu berkoordinasi dengan pihak BPKAD melalui bidang Aset agar menelusuri Aset Aset tersebut agar dilakukan inventarisasi keberadaan barang milik daerah tersebut sesuai aturan yg berlaku terkait pengelolaan barang milik daerah🙏🏻” jelai Ja’is ketika dikonfirmasi radarkepri.com beberapa waktu lalu.
Jawaban normatif tanpa tindaklanjuti yang nyata tentu saja menjadi pertanyaan masyarakat Lingga. Apakah pejabat yang diangkat M Nizar SSos mampu bekerja atau hanya makan gaji ‘buta”.
Ataukah para pejabat di Lingga menganggap temuan BPK Kepri terhadap aset yang “hilang”itu hanya angin lalu alias “kentut” sehingga terkesan tidak serius mencari dan menemukan aset-aset tersebut.?.
Beragam dugaan muncul atas “hilangnya”aset tersebut. Salah satunya adalah telah berpindahnya kepemilikan aset itu ke pihak ketiga alias telah dijual.
Karena itu, wajar muncul wacana agar Aparat Penegak Hukum (APH), Kejaksaan dan Kepolisian mengusut “raibnya” puluhan miliar aset berupa kendaraan dinas di Sekdakab Lingga tersebut.(aliasar)