Setahun Dibentuk, Tim Pencari Aset Hilang di Lingga Mandek, Aset Miliaran Rupiah Tak Jelas Nasibnya

Mandeknya kinerja tim ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai komitmen pemerintah daerah dalam menegakkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan aset negara. Dugaan pembiaran pun mencuat, mengingat nilai kerugian yang ditimbulkan tidak kecil.

Selain aset senilai puluhan miliar rupiah yang hilang jejaknya, sejumlah aset lain juga tampak tak terurus. Salah satunya adalah pasar rakyat yang dibangun di era pemerintahan Bupati Daria, yang hingga kini terbengkalai tanpa pemanfaatan. Bahkan, di Kecamatan Senayang, salah satu pasar tersebut dikabarkan digunakan oleh oknum pengusaha untuk menyimpan barang dagangan pribadi, tanpa izin resmi dari pemerintah daerah.

Kondisi serupa terjadi pada pasar rakyat di Kelurahan Pancur yang dibangun dengan dana miliaran rupiah dari APBD. Sejak selesai dibangun, pasar tersebut tidak pernah difungsikan. Padahal, anggaran besar telah digelontorkan demi fasilitas publik yang seharusnya mendukung perekonomian warga.

Tak hanya pasar, aset berupa mesin pengolahan sampah yang juga dibeli dari APBD Lingga bernasib sama. Mesin tersebut tidak pernah dioperasikan, bahkan kini terkesan dibiarkan rusak begitu saja tanpa pemeliharaan.

Mandeknya kerja tim pencari aset yang dibentuk tahun 2024 lalu menimbulkan kesan buruk di kalangan masyarakat. Tidak sedikit yang menilai tim bentukan Bupati M. Nizar itu gagal menjalankan fungsi, bahkan dianggap tidak mendukung program pemulihan tata kelola aset yang selama ini digembar-gemborkan pemerintah daerah.

Dikonfirmasi pada Jumat (18/7), Kepala Inspektorat Kabupaten Lingga, M. Ja’is, belum memberikan tanggapan terkait hasil koordinasi tim dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengguna aset. Hingga berita ini dipublikasikan, redaksi radarkepri.com masih menunggu klarifikasi resmi dari pihak terkait.(Aliasar)