Saksi Dewi : Uang Yang Diterima Untuk Mencoblos Apriandy

Saksi Dewi saat memberikan keterangan di PN Tanjungpinang, Rabu (19/06).

Tanjungpinang, Radar Kepri-Sidang dugaan tindak pidana pemilu dengan terdakwa M Apriandy mengungkap sejumlah fakta yang mengarah keterlibatan anak Walikota Tanjungpinang ini dalam skandal dugaan politik uang.

Mulai dari pembayaran untuk tim relawan yang sejatinya ùntuk membeli suara, hingga saksi bayangan yang tidak diakui KPU maupun bawaslu mulai terkuak namun tetap menerima uang.

Menurut Dewi, uang Rp 600 ribu diterimanya untuk mencoblos Apriandy.”Mendukung dengan mencoblos pak Apriandy.”ujarnya.

Menurut Dewi, selain menerima uang, pihaknya juga dijanjikan mendapat sembako.”Agustinus bilang akan ada bagi-bagi sembako, dia bicara dirumahnya. Ada kami dan istrinya waktu antar KK itu.”kata Dewi menjawab pertanyaan Hendie Devitra SH MH, pengacara terdakwa M Apriandy.

Saksi Dewi mengaku kenal dengan Agustinus karena dirinya berteman dengan Vena, istri Agustinus.

Saksi juga menyebutkan, amplop diserahkan Vena ke Cindy.”Taunya isi amplop Rp 200 ribu besoknya waktu jumpa diwarung. Cindy yang ngomong. Tapi tak tau apakah Cindy memantau suara di TPS.”terangnya.

Pengakuan menarik Dewi, uang yang diterimanya dengan janji akan memantau suara TPS ternyata tidak dilaksanakan.”Saya tak mantau TPS karena sakit.”akunya.

Dewi mengaku dilaporkan karena memungut KK warga.”Saya tahu dilaporkan memungut KK warga setelah dibawa ke kantor polisi. Polisi datang kerumah saya dan menggeledah rumah saya dan tidak ada ditemukan KK warga lain.”ucapnya.

Ada dua pernyataan menarik yang disampaikan Dewi, sewaktu diperiksa di Bawaslu, dirinya mengaku uang itu miliknya. Namun saat dikantor polisi, Dewi mengaku uang itu dari Vena.

Menyikapi keterangan ini M Apriandy menyatakan,keterangan saksi Dewi yang menywbutkan tentang sosialisaai dirumah Ijal dan Liza serta sosialiasi di Bukit Raya 4 kali tidak benar.(irfan)

Ditulis Oleh Radar Kepri Pada Rab 19 Jun 2019. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.