Penghasil Migas, Tapi BBM Langka dan Mahal di Anambas
Terempa, Radar Kepri-Menyandang daerah penghasil minyak dan gas (migas), tapi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) justru harus antri berjam-jam hanya untuk membeli seliter bensin dengan harga tinggi.
Antrian warga untuk membeli bensin di Kabupaten Anambas kali terihat lebih panjang dbandingkan sebelumnya. Realitas terjadi karena kosongnya stok Bahan Bakar Minyak (BBM). menjelang hari raya Imlek, pengecer kembali beroperasi setelah 2 minggu kosong.
Joni Usman salah seorang staf camat Siantan Selatan yang ikut mengantri menjelaskan.”Seharusnya ada SPBU dari pada harus antri seperti ini, apa lagi di mana-mana ada antri. Sedangkan kita tak bisa antri, soalnya panjang antrian ini bisa-bisa tidak dapat bensin dan. Kali ini antriannya panjang, hanya dapat 1 botol biasanya bisa dapat 2 botol sekarang cuma 1 botol.”keluhnya.
Kurangnya stok BBM membuat warga Anambas, khusunya Terempa membuat banyaknya kendaraan roda 2 (motor, red) tidak di bisa berjalan karena tidak adanya BBM jenis premiun untuk kendaraan yang biasanya di gunakan warga Anambas.
Di lain pihak Diky yang ikut mengantri menjelaskan.”Sekarang ini antrinya panjang tidak seperti kemarin –kemarin. Kita antripun cuma dapat sebotol karena stok terbatas, sedangkan yang antri segitu banyak. Terakhir 2 minggu lalu saya isi bensin dan baru sekarang ikut antri. Saya sering ikut antri tapi tak selama ini, sampai setengah jam baru dapat itupun cuma 1 botols aja dan tidak boleh beli 2 botol.” Ungkapnya.
Setelah 2 Minggu, BBM kembali ada di tiap pengecer, inilah yang membuat warga berbondong-bondong mendatangi agen minyak untuk mengantri. Bahkan melebihi antrian sembako sehingga membuat Jalan Raden Saleh di kepung oleh warga yang mengantri untuk mendapatkan 1 botol bensin dengan harga Rp 13.000.
Akibat antrian bensin yang panjang membuat jalan yang biasa di lalui pengendara macet sehingga kendaraan yang melintas harus terhenti. Akibat antrian bensin di salah satu kedai yang menjadi agen minyak di kecamatan Siantan tertutup dengan antrian pembeli bensin.(yuli)
tidak transparan….!!! pernahkah kita liat kabid, kabag, atau yang setingkat dengan itu ikut antrian bareng kita (khusus pemda)??? kalau seperti ini terus kapan Anambas kita tercinta akan hilang dari krisis premium yang berkepanjangan?