Miliaran Aset Daerah Hilang, Ketua Tim Pemulihan di Lingga Bungkam
Lingga, Radar Kepri – Dugaan raibnya miliaran rupiah aset milik Pemerintah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, menimbulkan tanda tanya besar. Ironisnya, tim pencari aset yang dibentuk hampir setahun lalu justru terkesan tak bergerak. Hingga kini, tak satu pun aset berhasil ditelusuri. Ketika dikonfirmasi, Ketua Tim Pemulihan Aset yang juga Sekda Lingga, H. Armia, memilih bungkam. (Selasa, 22/7/2025)
Padahal, keberadaan tim tersebut dibentuk langsung oleh Bupati Lingga, M. Nizar, S.Sos, menyikapi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2023 mengenai aset yang hilang. Namun, lambannya kinerja tim dinilai sarat konflik kepentingan.
Diduga, kinerja tim mandek lantaran dipimpin oleh H. Armia yang notabene adalah paman kandung dari Bupati Lingga sendiri. Relasi ini menimbulkan spekulasi publik tentang potensi kompromi dalam penelusuran aset.
“Jangan harap aset itu ditemukan. Masalahnya, bukan tak bisa dicari, tapi memang tak dicari,” ungkap seorang sumber internal RadarKepri.com yang enggan disebutkan namanya. Bisa jadi aset itu sudah berpindah tangan atau bahkan dijual.”imbuhnya.
Sumber yang sama menambahkan, kekerabatan antara ketua tim dan kepala daerah membuat pengawasan menjadi lemah. “Kami orang Melayu menjunjung adat. Keponakan tidak akan bisa memberi perintah kepada pamannya, apalagi jika menyangkut posisi formal seperti ini. Justru pamannya lebih dominan,” ujarnya.
Menurutnya, jika ada kemauan dan ketegasan, aset tersebut seharusnya bisa ditemukan. “Serahkan saja ke pihak yang memang berwenang, seperti kepolisian. Tugas mencari, menyelidiki, dan menindak memang tugas mereka.”
Tak hanya kendaraan dinas yang dikabarkan hilang. Beberapa aset fisik lain juga terlantar dan tidak difungsikan. Misalnya, pasar rakyat yang dibangun di era Bupati Daria, kini mangkrak dan tidak pernah difungsikan. Bahkan, sebuah pasar di Kecamatan Senayang disebut-sebut dimanfaatkan oleh oknum pengusaha sebagai gudang pribadi.
Pasar rakyat di Kelurahan Pancur, yang dibangun dengan dana APBD senilai miliaran rupiah, juga bernasib sama. Sejak dibangun, bangunan tersebut belum pernah difungsikan secara resmi.
Aset lain yang terbengkalai adalah mesin pengolahan sampah yang juga dibeli menggunakan dana APBD. Mesin tersebut kini tidak dikelola, bahkan nyaris tidak diketahui keberadaannya.
Radar Kepri telah mencoba mengonfirmasi Kepala Inspektorat Kabupaten Lingga, M. Ja’is, terkait hasil koordinasi pihaknya dengan OPD pengguna aset. Namun hingga berita ini diturunkan (Jumat, 18/7), belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.
Upaya konfirmasi juga dilakukan kepada Ketua Tim Pemulihan Aset, H. Armia, melalui pesan singkat ke ponsel pribadinya pada Selasa (22/7). Namun hingga berita ini dipublikasikan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan.
Kami akan terus menelusuri perkembangan isu ini sebagai bagian dari komitmen terhadap keterbukaan informasi publik dan transparansi penggunaan anggaran daerah.(Aliasar)