Bintan, Radar Kepri – Dua pekan setelah insiden pengeroyokan terhadap seorang aktivis di wilayah Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, aparat Polsek Bintan Timur belum juga menetapkan tersangka maupun menangkap pelaku.
Lambannya penanganan kasus ini memunculkan dugaan adanya tekanan atau keberpihakan aparat terhadap pelaku, yang disebut-sebut melibatkan figur berpengaruh di Bintan. Kuat dugaan, proses hukum tersendat karena para pelaku memiliki kedekatan dengan “orang besar” di wilayah tersebut.
Menyikapi hal itu, desakan publik agar Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) mengambil alih penanganan kasus pun menguat. Masyarakat menuntut proses hukum yang transparan, adil, dan bebas dari intervensi kekuasaan.
Dikonfirmasi pada Sabtu (19/7), Kapolsek Bintan Timur, AKP Khapandi, mengaku penyidik masih dalam tahap penyelidikan. Saat ditanya lebih lanjut, Khapandi enggan membeberkan detail perkembangan kasus.
“Masih penyelidikan. Kalau mau tahu lebih jelas, tanya langsung ke penyidik, mas,” jawabnya singkat melalui pesan WhatsApp kepada redaksi Radar Kepri.
Minimnya keterbukaan informasi dari pihak kepolisian membuat publik bertanya-tanya soal keseriusan aparat dalam menuntaskan kasus ini. Tak sedikit yang menduga bahwa hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya ketika pelaku memiliki “kedekatan” dengan penguasa atau elit lokal.
Hingga berita ini diterbitkan, redaksi Radar Kepri masih berupaya mengonfirmasi pihak-pihak terkait untuk memperoleh kejelasan. Publik menantikan ketegasan aparat penegak hukum dan keterlibatan Polda Kepri dalam menjamin proses hukum berjalan tanpa pandang bulu.(Aliasar)