RSUD Tanjungpinang Klarifikasi Isu Manajemen Amburadul

“Masalah oksigen selalu tersedia. Bahkan jika listrik padam, kami sudah menyiapkan oksigen manual sebagai cadangan,” ujar dr. Dedy saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/9/2025).

Terkait pelayanan, ia menegaskan pihaknya tidak pernah menolak pasien, meski pasien tersebut tidak memiliki identitas resmi.
“Pelayanan kami tidak pernah mengecewakan. Bahkan pasien tanpa identitas tetap kami layani, karena ini menyangkut nyawa manusia,” tegasnya.

Soal dugaan nepotisme atau “dinasti pejabat” di RSUD, Dedy mengakui ada pasangan suami istri yang sama-sama menjabat kepala ruangan. Namun menurutnya, hal itu bukan praktik nepotisme melainkan murni profesionalitas.
“Ibu Sofia menjabat kepala ruang pelayanan, sementara suaminya memimpin ruang cuci darah. Mereka sudah bekerja sejak masih lajang, memiliki sertifikasi, dan berpengalaman puluhan tahun. Justru itu alasan mereka dipertahankan. Tidak mungkin kami merekrut orang tanpa kompetensi,” jelasnya.

Dedy juga menampik tudingan adanya praktik mafia obat di lingkungan RSUD Tanjungpinang. Menurutnya, sistem pengadaan obat dilakukan melalui mekanisme lelang resmi sehingga kecil kemungkinan terjadi permainan harga.
“Pengadaan obat berbasis e-katalog. Ada tahapan lelang dan penetapan harga yang transparan. Apotek swasta pun tidak akan mau bekerjasama jika sistemnya tidak jelas,” ujarnya.

Klarifikasi ini disampaikan langsung oleh dr. Dedy, didampingi sejumlah pejabat RSUD, termasuk Sofia. Awak media disambut baik dan diarahkan ke salah satu ruangan rumah sakit untuk proses wawancara.(Aliasar)