Mundur Jadi Tuan Rumah Porprov Kepri, Pemkab Lingga Dinilai Kehilangan Momentum Besar

Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disdikpora Lingga, Sufendi, membenarkan keputusan tersebut. Menurutnya, meski Porprov merupakan kewenangan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), sumber anggaran tetap berasal dari hibah Disdikpora. “Setelah melalui pertimbangan dengan KONI dan pimpinan daerah, diputuskan Lingga mundur secara terhormat,” ujarnya, Selasa (02/09).

Alasan yang dikemukakan pemerintah daerah tidak jauh berbeda dengan kasus MTQ lalu: keterbatasan anggaran dan minimnya infrastruktur pendukung. Hotel, kendaraan, hingga sarana-prasarana pertandingan dinilai tidak memadai untuk menampung ribuan atlet dan ofisial yang akan hadir.

Namun, keputusan ini menuai kritik. Sebagian masyarakat menilai pemerintah daerah terlalu cepat menyerah, padahal menjadi tuan rumah Porprov diyakini bisa mendatangkan manfaat besar bagi perekonomian lokal, terutama sektor UMKM. Momentum ini dinilai sebagai peluang untuk mempromosikan Lingga sekaligus menggerakkan roda wisata dan perdagangan.

Sufendi berkilah, saat ini prioritas utama adalah menyiapkan kontingen Lingga agar bisa bersaing di ajang Porprov, ketimbang memaksakan diri menjadi tuan rumah tanpa kesiapan. “Lebih realistis jika kami fokus mendukung atlet agar berprestasi,” tambahnya.

Meski demikian, kegagalan Lingga menjadi tuan rumah dua event bergengsi berturut-turut menimbulkan pertanyaan serius soal keseriusan pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur olahraga dan kesiapan menghadapi agenda besar tingkat provinsi.

Ironisnya, untuk “mempercantik” gedung Kejari Lingga, Bupati Lingga, M Nizar S Sos justru menggelontorkan dana “hibah” Rp 2,3 Miliar padahal gedung Adhiyaksa tersebut masih bagus dan layak fungsi. Sehingga muncul kecurigaan, mungkinkah hibah ini untuk memandulkan fungsi penegakan hukum, utamanya kasus-kasus korupsi di Lingga yang melibatkan pejabat penting di Lingga.

Mencermati fenomena diatas, wajar sejumlah kalangan mendesak KPK melakukan supervisi dan monitoring terhadap sejumlah kasus korupsi di Lingga. Termasuk skandal jalan- jalan Bupati Lingga dan kroninya ke Tiongkok beberapa waktu lalu yang dikabarkan didanai pengusaha tambang.(Farhan)