Tanjungpinang, Radar Kepri-Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengungkapkan adanya ketertarikan investor asal Tiongkok untuk membangun proyek strategis Jembatan Batam–Bintan. Namun hingga kini, rencana tersebut masih sebatas minat tanpa kepastian realisasi.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kepri, Hasfarizal Handra, menegaskan pemerintah daerah menunggu komitmen nyata dari investor.
“Sejauh ini, yang sudah menyatakan ketertarikan adalah investor asal Tiongkok yang berbasis di Malaysia. Kami berharap minat itu tidak berhenti sebatas wacana, melainkan benar-benar terealisasi,” ujar Hasfarizal, Selasa (26/8).
Ia mengungkapkan, selain proyek jembatan yang digadang-gadang bakal menjadi ikon baru Kepri, investor juga menaruh minat di sejumlah sektor lain. Namun, ia enggan membeberkan detail bidang investasi tersebut.
Menurut Hasfarizal, posisi geografis Kepri yang berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia menjadi daya tarik utama bagi investor asing. “Selain karena perusahaan yang datang ini tergolong besar, mereka melihat Kepri punya keunggulan strategis, yakni berdekatan dengan dua pusat ekonomi internasional,” jelasnya.
Target Investasi Rp 39 Triliun
DPMPTSP Kepri mencatat realisasi investasi sepanjang Januari–Agustus 2025 sudah menembus Rp30 triliun. Angka ini mendekati target tahunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar Rp 39 triliun.
Meski masih menyisakan gap Rp9 triliun, Hasfarizal optimistis target akan tercapai. “Masih ada beberapa investor yang dalam proses finalisasi. Mudah-mudahan masuk sebelum akhir tahun,” ujarnya.(red)
Proyek Jembatan Batam–Bintan sendiri telah lama digadang sebagai penggerak ekonomi baru Kepri. Namun tanpa kepastian investasi, proyek tersebut berpotensi kembali menjadi janji kosong yang hanya muncul menjelang momentum politik atau untuk menarik simpati publik.(red)