Ini Kata Ketua Harian KONI Lingga, Setelah Mundur Dari Tuan Rumah Porprov

“Setelah Gani ditetapkan tersangka, roda organisasi praktis vakum. Pengurus baru pun bahkan belum dilantik, sehingga tidak siap melanjutkan program besar seperti Porprov,” tegas Rustam.

Selain persoalan hukum, keterbatasan infrastruktur juga menjadi alasan serius. Dari lebih 30 cabang olahraga yang akan dipertandingkan, Lingga hanya memiliki empat fasilitas yang dianggap layak: atletik, voli, sepak bola, dan futsal.

“Saat ini gelanggang olahraga yang bisa dipakai hanya empat. Bahkan fasilitas panjat tebing pun kita tidak punya,” ungkapnya.

Persoalan kian pelik karena keterbatasan akomodasi. Rustam memperkirakan jumlah kamar hotel di Lingga hanya ratusan unit, jauh dari cukup untuk menampung sekitar 4.000 atlet dan ofisial.

Namun, pertanyaan besar justru muncul: Mengapa Lingga baru menyatakan ketidaksiapan sekarang? Padahal, penunjukan sebagai tuan rumah sudah dilakukan sejak 2022. Dengan waktu persiapan lebih dari tiga tahun, publik menilai seharusnya Pemkab Lingga mampu mencicil pembangunan sarana-prasarana secara bertahap, bukan menunggu hingga “kebakaran jenggot” di menit akhir.

Jika pembangunan dimulai sejak awal, alasan keterbatasan anggaran mungkin bisa dihindari. Kini, keputusan mundur sebagai tuan rumah bukan hanya mencoreng wajah olahraga Lingga, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar soal komitmen pemerintah daerah dalam mendukung prestasi olahraga Kepri.