; charset=UTF-8" /> Indonesia Juara II Ekspor PSK ke Malaysia, Ada Apa Dengan PDRM (Bagian-2) - | ';

| | 301 kali dibaca

Indonesia Juara II Ekspor PSK ke Malaysia, Ada Apa Dengan PDRM (Bagian-2)

{Harga PSK Asal Indon Hanya RM 50 Perpelanggan)

 

Beginilah potret PSK asal Indonesia di Johor Baru, Malaysia.

 

Tanjungpinang, Radar Kepri-Semakin maraknya pekerja seks komersial (PSK) yang lolos dari pantauan imigrasi maupun custom serta Polisi Diraja Malaysia (PDRM) membuat anjlok pasaran bisnis lendir ini di negeri Jiran. Warga Indon, (sebutan orang Malaysia pada orang Indonesia, red) tarif PSK Indon hanya sekitar 70 Ringgit perjam atau sekali pakai alias perpelanggan.

Menurut sumber radarkepri.com yang ‘selalu “lolos” bolak balik Malaysia-Tanjungpinang, maupun Malaysia-Batam dan Tanjungbalai Karimun-Malaysia.”Upah 70 Ringgit perjam atau sekali pakai itu tidak semua untuk PSK. Tapi dipotong 20 Ringgit untuk penyedia tempat, hotel murah, wisma ataupun flat yang sengaja disewakan ke para PSK itu untuk menerima tamu kencannya.”beber sumber yang meminta namanya dirahasiakan.

Jika dirupiahkan, Berdasarkan nilai tukar ringgit dengan rupiah, RM 70 sama nilainya dengan sekitar Rp 208 ribu. Sedangkan para PSK WNI tersebut hanya mendapat RM 50 yang senilai dengan Rp 148 ribu per pelanggan.

Semakin banyak pelanggan, akan semakin banyak pulalah uang haram masuk ke penyedia jasa yang kadang berkedok kedai minuman ataupun makanan.

Adapun pelanggan yang datang menikmati PSK murah meriah ini kebanyakan warga kelas menengah kebawah alias pekerja kasar yang banyak berasal dari Asia Tengah seperti dari Banglades dan India dan pekerja ilegal asal Indonesia. Sehari, lanjut sumber, para PSK ini bisa melayani 5 hingga 8 pelanggan.”Tapi uangnya biasa habis dibelanjakan untuk hal-hal tak berguna dan hura-hura di club’ malam. Hanya sebagian kecil saja yang disimpan atau dikirim ke keluarganya di Indon.”ucapnya.

Sumber menambahkan, para PSK  yang masih eksis hingga hari ini setidaknya “bersemayam” di beberapa tempat tertentu atau sebutlah “Red-Light District” di Georgetown, Ipoh, Johor Baru, Kuantan dan Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur.”Di daerah itu banyak flat atau rumah sewa yang menyembunyikan PSK dan jarang terjaring razia, mungkin ada oknum PDRM yang terlibat makanya, selama ini aman-aman saja.”tambahnya.

Para PSK asal Indonesia ini, biasanya muncul di jalan-jalan pada malam hari. Biasanya para PSK kelas atas ‘mangkal’ di spot-spot dekat sejumlah klub malam Johor Baru dan KL, seperti di daerah Bukit Bintang, Jalan Sultan Ismail dan Jalan Imbi.

Sementara untuk PSK “kelas menengah” kebawah biasanya eksis di kawasan pasar Lorong Haji Taib, di mana terdapat banyak hotel-hotel melati yang “merangkap” rumah bordil dan flat atau kos-kos-an harian, mingguan dan bulanan.

Pemerintah Malaysia, khusus aparat penegak hukum negeri Jiran ini terkesan tidak tegas bertindak terhadap penyakit masyarakat bernama prostitusi ini.(Irfan)

Ditulis Oleh Pada Jum 13 Okt 2023. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek