Tanjungpinang, Radar Kepri – Proyek pembangunan Dermaga Wisata Kota Rebah di kawasan Sungai Carang, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menuai sorotan tajam. Belum sempat difungsikan dan dimanfaatkan masyarakat, dermaga bernilai miliaran rupiah itu sudah rusak parah, nyaris ambruk.
Pantauan di lapangan, kondisi dermaga memprihatinkan. Ponton besi yang seharusnya menjadi akses utama nyaris tenggelam, pagar pembatas hancur, dan lantai semen banyak yang retak hingga pecah. Sebagian struktur terlihat berkarat, sementara atap ponton tinggal tersisa di permukaan air.
Ironisnya, proyek yang dibangun pada 2021 lalu dengan anggaran Rp 3,1 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Tanjungpinang itu sama sekali belum pernah dimanfaatkan publik. Pekerjaan dilaksanakan oleh CV Tegak 1 Mandiri, namun kini hasilnya terbengkalai dan menjadi besi tua di tengah sungai.
“Sayang sekali, dermaga ini dulunya digadang-gadang sebagai ikon wisata. Sekarang kondisinya hancur, tidak terurus, dan tidak bisa dipakai,” keluh seorang warga sekitar.
Kota Rebah sejatinya menjadi salah satu destinasi favorit warga Tanjungpinang untuk bersantai dan memancing. Namun alih-alih menambah fasilitas wisata, keberadaan dermaga justru menimbulkan tanda tanya besar terkait kualitas pembangunan dan pengawasan pemerintah daerah.
Minimnya perawatan juga mempercepat kerusakan. Padahal, fasilitas publik seharusnya dijaga dan dikelola agar bisa memberi manfaat bagi masyarakat, bukan menjadi monumen pemborosan anggaran.
Publik pun mendesak aparat penegak hukum turun tangan mengusut tuntas dugaan proyek asal jadi ini. Jika terbukti ada penyimpangan, bukan hanya kontraktor yang harus bertanggung jawab, tetapi juga pihak terkait di Pemko Tanjungpinang yang lalai dalam pengawasan.
Kasus Dermaga Kota Rebah menjadi cermin buruk tata kelola proyek infrastruktur wisata di daerah, sekaligus potret nyata bagaimana miliaran rupiah uang rakyat bisa terbuang sia-sia.
Kejari Tanjungpinang diharapkan mengusut dugaan korupsi dalam pembangunan dermaga kota Rebah ini. Karena diduga tidak sesuai bestek.(Aliasar)