; charset=UTF-8" /> Waspada, Oknum Wartawan Muntaber dan CNN Mulai Operasi Tempurung - | ';

| | 1,770 kali dibaca

Waspada, Oknum Wartawan Muntaber dan CNN Mulai Operasi Tempurung

David Chang, manajer PT Harap Panjang yang diduga menyerahkan sejumlah uang pada Agus. oknum wartawan  yang mengaku-ngaku dari radar kepri.

David Chang, manajer PT Harap Panjang yang diduga menyerahkan sejumlah uang pada  oknum wartawan.

Tanjungpinang, Radar Kepri-Menjelang hari Raya Idul Fitri 1434 H, para pejabat di lingkungan Provinsi Kepri  yang membawahi 6 daerah tingkat II, kota/kabupaten. Diharapkan waspada dan tidak menggubris operasi “tempurung” oknum wartawan Muntaber alias Muncul TAnpa BERita. Selain oknum wartawan Muntaber ini, ada segelintir oknum Wartawan Tanpa Surat alias WTS yang mengaku-ngaku dari media yang eksis. Oknum WTS ini Cuma Nanya-Nanya alias CNN namun jawaban dari pertanyaan yang dikonfirmasi itu, tak tahu terbit dan ditulis di media mana.

Seperti Agus, oknum yang mengaku-ngaku wartawan Radar Kepri dan berhasil “menipu” Jimy, penambang bauskit ilegal di Senggarang Besar. Dan Agus yang mengaku wartawan tapi bekerja rangkap sebagai orang yang dipercaya Jimy menyerahkan sejumlah uang untuk dibagi-bagikan ke rekan media, Anehnya, meskipun sudah pernah di ekspos media ini. Ternyata, Agus, oknum wartawan yang diduga buta huruf itu alias tak bisa baca tulis itu mendapat kepercayaan lagi dari Jimy untuk membagi-bagikan “jatah” yang diduga ditilepnya sendiri.

Beberapa trik jitu “mengusir” oknum wartawan tak jelas ini perlu kiranya dipahami, diantaranya mengecek kebenaran pengakuan wartawan tersebut ke media yang disebutnya. Karena, semua media melampirkan nomor kontak yang bisa di hubungi. Kalau memang wartawan dan meminta dana liputan, sebaiknya para pejabat yang melaksanakan kegiatan meminta wartawan itu menulis dan menyerahkan surat kabar atau print out beritanya bagi media on line. Tentu saja dana liputan itu , kalau memang ada  di anggarakan hanya  untuk 1 media. Artinya, satu media hanya menerima dana liputan satu orang saja.

Sederhananya, kalau sudah naik dan cetak berita yang di muat itu, barulah anggaran itu di keluarkan. Aturan ini diyakini akan membuat wartawan Muntaber dan CNN akan jengkel dan mungkin saja marah. Namun ketegasan ini perlu dimiliki setiap pengguna anggaran dan pelaksana kegiatan agar dana yang dikeluarkan itu tidak sia-sia dan dapat dipertanggungjawabkan.

Para pengguna anggaran dan pelaksana kegiatan tidak perlu takut dan gentar menegakkan aturan ini, karena jika dana yang dikeluarkan itu tidak sesuai peruntukannya akan menjadi tanggungjawab pengguna anggaran dan pelaksana kegiatan. Bukan tanggungjawab hukum oknum wartawan yang tak jelas juntrungannya itu.

Menjelang lebaran ini di yakini aksi “tempurung” oknum wartawan akan semakin marak tentu saja dengan dalin lebaran. Dan alasan pulang kampung-lah, beli baju baru serta seribu satu alasan lainnya. Bagi pejabat yang mampu, mungkin tidak masalah dan ikhlas berbagi. Lain ceritanya jika pejabat bersangkutan orang jujur dan bersih, akan menimbulkan pusing kepalanya memikirkan permintaan oknum pers tersebut.

Modus mengaku-ngaku wartawan Radar Kepri pernah terjadi beberapa kali, namun sampai hari “bandit” yang mengaku-ngaku wartawan Radar Kepri itu belum berhasil ditemukan. Disarankan pada pejabat yang menerima permintaan bantuan dari oknum wartawan Radar Kepri itu untuk menginformasikan dan mengklarifikasi ke nomor telepon yang ada di media Radar Kepri, 0812 7004 3553.

Seperti terjadi pada Selasa (23/07) lalu, seorang pejabat di DPRD Kepri mengirim pesan singkat.”Bang ini nomor abang ya. 082333207889.”tulis pejabat itu. Media ini kemudian menghubungi pejabat tersebut dan menanyakan, ada apa.”Dia mengaku dari Radar Kepri dan meminta sejumlah uang, katanya untuk tambah biaya ongkos cetak. Tapi saya tak percaya, karena saya tahu nomor hp abang bukan itu.”kata pejabat tersebut.

Media ini kemudian menegaskan agar tidak melayani, karena itu bukan nomor pimpinan redaksi media Radar Kepri. Lagi pula media SKU Radar Kepri sudah terbit pada hari Selasa (24/07) itu. Diyakini, intensitas aksi “tempurung” mengatasnamakan Radar Kepri akan semakin meningkat jelang Hari Raya ini. Karenanya, para pejabat, pengguna anggaran dan pelaksana kegiatan lebih waspada dan cermat membelanjakan uang Negara.

Selain pejabat, para pengusaha juga dihimbau tidak menggubris operasi “tempurung” ala oknum wartawan Muntaber dan CNN ini. Karena, selain merugikan pengusaha,juga dapat menjadi persoalan hukum apabila media dirugikan melapor ke pihak berwajib. Sudah pasti pengusaha tersebut dipanggil dan dimintai keterangan oleh aparat berwajib dan akan terungkap “penyakit” pengusaha tersebut.(redaksi)

Ditulis Oleh Pada Jum 26 Jul 2013. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek