; charset=UTF-8" /> Usai “Pelasah” Kabag Humas Lingga, Wawan Akhirnya Masuk Bui - | ';
'
'
| | 4,163 kali dibaca

Usai “Pelasah” Kabag Humas Lingga, Wawan Akhirnya Masuk Bui

Disinilah wawan di tahan sejak rabu sore. Di polsek Lingga

Disinilah Wawan di tahan sejak Rabu (31/12) sore Polsek Lingga karena memukul Okta, Kabag Humas Pemkab Lingga.

Lingga,Kepri Info-Wawan, Even Organizer pelaksana HUT Kabupaten Lingga ke-11 benar-benar apes. Sudahlah, uang jasanya sebagai EO tak dibayar, kini Wawan harus mendekam dibalik jeruji besi karena memukul Kabag Humas Pemkab Lingga, Okta yang juga ajudan Bupati Lingga, Drs H Daria.

Wawan resmi masuk bui di Polsek Daiklingga, Rabu (31/12) usai memukul Okta yang telah mendapatkan hasil visum dan melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polisi.

Okta tidak terima aksi pemukulan Wawan terhadap dirinya, Okta menilai aksi pemukulan sudah di rencana. Sebab sebelum aksi dilakukan, Wawan sempat menyampaikan hal ini ke staf humas pemkab Lingga.”Mau lihat tak, kalau mau sini ikut.”ujar Okta terkait apa yang di sampaikan kepada staf humas sebelum Wawan melakukan pemukulan itu kepadanya. Bahkan aksi pemukulan itu, dirinya tidak menyangka, di karanekan di lakukan dengan tiba-tiba, di saat Okta berada di kursi bagian belakang gedung Daerah.”Saat datang, Wawan langsung melakukan pemukulan, saya tidak menyadari kalau tiba-tiba dia memukul saya. Bahkan saya dipukul dari depan dan belakang oleh rekan Wawan yang konon kabarnya adik iparnya.”tutur Okta, Kamis (01/01) pada media ini.
Okta juga membantah, terkait perintah Bupati untuk melakukan pembayaran mengenai kegiatan HUT kabupaten Lingga yang ke 11 beberapa saat lalu.”Semua sudah selesai, terkait pelaksanaan hari jadi kabupaten Lingga, ketuanya Muhammad Aini, plt Sekda Lingga dan penanggungjawab anggaran itu Abdul Rahman, Asisten Bupati Lingga.”cerita Okta tanpa menjelaskan maksu “selesai” tersebut.

Karena, jika sudah selesai, tentunya Wawan tidak menuntut pembayaran jasanya sebagai EO kegiatan “hura-hura” tersebut.
Hal ini diperkuat bantahan Wawan, dirinya mengakui, memang kegiatan tersebut di luar perencana kegiatan. Yakni hutang akomodasi dan konsumsi artis dan paduan suara pada pemilik catering, Lin dan rumah makan Apau.”Kalau di total anggaranya, sekitar Rp 57 juta, namun hal tersebut bukan tanpa alasan, sehingga dirinya memberanikan diri meng-handel semua itu.”terangnya.
Ketika di jumpai di Polsek Lingga, Wawan menjelaskan kejadian sebenarnya, sebagai pelaku seni dan juga pemiliki Even Organizer. Wawan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan istri Bupati Lingga.”Saya di minta agar melakukan kegiatan Pergelaran Hari jadi, mulai dari menyediakan panggung hiburan dan penyedia artis dalam hari jadi Kabupaten Lingga ke 11.”cerita Wawan.

Waktu itu, lanjut Wawan, terkait anggaran mengambil artis dan biaya pentas seni, dirinya yang melakukan kontrak dengan mangemen artis, biaya dalam hal ini menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten Lingga termasuk biaya panggung pementasan acara tersebut.”Sebenarnya, untuk konsumsi dan akomudasi artis dan paduan suara menjadi tanggung jawab humas dan protokoler yang menjadi tanggung jawab Okta, kabag Humas yang juga ajudan bupati Lingga. Namun waktu itu semua lepas tangan, tidak mungkin saya lepas tangan terkait artis dan paduan suara, maka saya komunikasi dengan Bupati dan ibu Bupati.”terangnya, Kamis (01/01).

Dilanjutkan, istri bupati Lingga merespon ketika Wawan menyampaikan hal tersebut, Umik, panggilan Wawan kepada istri bupati Lingga mengatakan.”Wawan atur aja, nanti Umik yang tanggungjawab atas semua itu.”kata Wawan mengulang ucapan istri Bupati Lingga.
Dari komunikasi tersebut, baik melalui sms maupun telpon ke Bupati dan istri Bupati Lingga, Wawan sebagai keluarga merasa bertanggungjawab akan suksesnya acara pesta pelaksanaan hari jadi tersebut. Walaupun acara pelaksaan Hari jadi tersebut berjalan sukses dan tanpa kendala. Persoalan muncul setelah hari jadi kabupaten Lingga itu selesai digelar.

Wawan, memiliki tanggungjawab moral, terkait hutang konsumsi yang di tagih kepadanya, baik dari pemilik Catering, Lin yang beralamat di kampung Mentok kelurahan Daik, yang menyediakan konsumsi kepada tim paduan suara, baik dari sarapan pagi, makan siang dan makan malam serta minum kopi, teh dan lain sebagainya.”Biaye konsumsi paduan suara untuk HUT kabupaten selama seminggu dari awal datang sampai pulangnya, kalau di hitung sekitar seminggu dengan rincian satu kali makan 66 kotak mulai sarapan pagi, makan siang, makan, kopi teh, dengan total Rp 34.830.000.”ujar kak Lin ketika di konfirmasi media ini, Kamis (01/01).
Bahkan menurutnya, sampai saat ini hutang terkait tagihan tersebut belum di bayar, bahkan sudah hampir 1 bulan tagihan tersebut sudah di serahkan pada Wawan, selaku penanggungjawab dan yang memesan kepadanya.
Sementara itu, Rumah Makan Apau yang berada di kampung Tande Hilir Daek, belum bisa di jumpai pemiliknya terkait masalah hutang konsumsi artis ibu kota Jakarta, sebab kondisi rumah makan tersebut terkunci dan tidak ada satupun pegawai di sana.

Alasan Wawan Melakukan Pemukulan

EO Milik wawan, di jalan tande hilir kelurahan daek, kabupaten Lingga

Inilah EO milik Wawan, di jalan Tande Hilir di kelurahan Daek, kabupaten Lingga.

Wawan mengakui, apa yang di sampikan Okta kepada media ini, bahwa tidak ada perintah tersebut, dirinya meminta Bupati dan istri Bupati Lingga mengingat kembali di saat akan pergelaran pesta Hari jadi kabupaten Lingga. Dirinya selaku pemilik Even Organizer dan juga kerabat Bupati, hanya menjalankan perintah, yang di sampaikan Bupati dan istri Bupati terkait suksesnya hari jadi ke 11 Kabupaten Lingga.

Apalagi, pelaksanaan hari jadi kabupaten Lingga ke-11 tidak di anggarkan melalui APBD kabupaten Lingga, karena berasal dari dana patungan yang di pungut berdasarkan iuran SKPD Lingga. Dalam hal artis dan panggung, dirinya yang mengurus, terkait konsumsi dan akomodasi artis dan paduan suara bukan tanggungjawabnya.
Namun, semua itu tidak berjalan sesuai rencana hutang biaya konsumsi dan akomodasi-lah menjadi penyebab dirinya emosi dan berang. Sehingga dirinya melakukan pemukulan kepada kabag humas Pemkab Lingga agar Bupati mengetahui yang sebenarnya terjadi sampai saat ini, pasca pelaksaan hari jadi Kabupaten Lingga tersebut.

Dirirnya, menilai, sampai saat ini tidak ada kejelasan, bahkan semua pihak terkesan lepas tangan dan tanggungjawab, bahkan dirinya menilai, ada penyampaian yang tidak sesuai kepada Bupati Lingga terkait persoalan yang sebenarnya terjadi.
Walau, apa yang menjadi bantahan Okta, terkait masalah tersebut, dirinya meminta Bupati dan Istri Bupati melihat secara bijak dan tidak dari satu sisi saja. Sebab dirinya mengakui, akibat rasa kekeluargaan dan tanggungjawab pelaksanaan  HUT Kabupaten Lingga ke-11 dinilai sukses, harapan bupati bisa mempertimbangkan kembali alasan pemukulan itu terjadi.
Apalagi, penahanan dirinya ada peran bupati Lingga, terkait komunikasi antara Bupati Lingga dengan Kapolres Lingga.”Setelah acara sukses, bukan saya yang dinilai, tapi-kan daerah, namun terkait persoalan ini, jangan saya yang jadi korban.”tutupnya.(amin)

Ditulis Oleh Pada Kam 01 Jan 2015. Kategory Lingga, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

3 Comments for “Usai “Pelasah” Kabag Humas Lingga, Wawan Akhirnya Masuk Bui”

  1. said fakhrurrazi

    Kami sepenuhnya mndukung langkah yg diambil wawan,kpn lg kta putra daerah mau bngkit,tidak selamanya kita pelaku seni hrs dihadapi dgn mslh yg serupa setiap ada event,kami insan seni ingin juga sejahtera,

    • Wadoohhh makin kacau je lingga… Mane ade duet patungan dari skpd. Itu duet siluman. Skpd mane ade duet, tak tau la klo setiap pegawai ngumpol duet utk patungan. Berape lah gaji pegawai… Klo duet kas setiap skpd dialihkan utk itu mungkin juge, bearti same je duet siluman… Kenape pihak pemda lingga mengajak kerje same dengan pihak ketige. Atau do’a selamat biase aje, tak perlu bermegah2 klo tak dianggarkan… Ade2 aje la lingga ne…

  2. niii la yg susahnye, kalau tak sanggup ngape harus kite paksekan. mdhan2n smuenye nbi ade hikmaknye, wawan kawan, okta juge kawan jd serbe salah menilai mn yg betol dan mane yang salah. kuncinye hanye kite sesame manusie baek saleng memaafkan, malu kite same orang2 laen dilua sane.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek