Tambang Bauksit Ilegal Makin Marak di Tanjungpinang
Tanjungpinang Radar Kepri-Aktifitas tambang biji bouksit di Sei Sarang, Sei Timun daerah Senggarang, termasuk wilayah Dompak, Kota Tanjungpinang semakin merajalela. Lingkungan di tiga daerah tersebut hancur lebur, tak henti-hentinya pengusaha tersebut mengerok bumi Segantang Lada ini. Padahal diduga aktifitas tambang ini, selain illegal juga memakai solar subsidi untuk masyarakat miskin.
Hingga, Sabtu (11/05) aktifitas tambang bouksit diduga illegal ini masih bebas memanfaatkan fasilitas jalan umum. Sementara bekas galian penambangan yang diduga llegal itu. Belum ada tanda-tandanya dilakukan reklamasi apalagi penghijauan. Bahkan di wilayah Dompak, ratusan hektar lahan yang telah di reklamasi oleh PTAntam ketika mengeruk timah beberapa tahun lalu. Kini, juga lahan reklamasi tersebut sudah “bekecai”.”Padahal untuk reklamasi dan penghijauan itu PT Antam sudah menghabiskan uang miliaran rupiah. Program reklamasi PT Antam menjadi sia-sia, miliaran rupiah terbuang percuma.”sebut sumber media ini yang enggan menyebutkan namanya, pada media ini Sabtu (11/05) di lokasi.
Begitu juga dilokasi tambang Sei Carang, sumber menambahkan.”Sampai saat ini, bekas galian tambang biji bouksit tersebut tidak ada satupun yang dihijaukan. Kemana raibnya dana penghijauan dan reklamasi tersebut.”tanya tambah sumber.
Ketua LSM Investigasi Coruption Transparant Independen (ICTI) Non Govermant, Kuncus Simatupang dikonfirmasi media ini melalui pesan singkat, terkait makin maraknya aktifitas tambang ilegal menuliskan.”Permasalahan bouksit di Kota Tanjungpinang, ibarat durian runtuh. Apalagi tahun ini, semua pihak turut ambil bagian. Jadi fungsi pengawasan-pun tidak ada lagi.”ulisnya.
Kemudian, jika pihak eksekutif dan legislatif sudah tak berdaya mengawasinya. Lalu siapa lagi yang diharapkan bisa mengontrol dan mencegah aksi tambang baukit yang di diduga illegal ini.?.”Padahal kita bisa melihat soal perizinan yang dikantongi mereka seperti apa. Bahkan tak memiliki izin-pun bisa menambang. Seperti Alex di Dompak sana. Dimana fungsi pengawasan dinas pertambangan. Kemana perginya aparat penegak hukum.”tanya Kuncus.
Pantauan media ini dilapangan, di lokasi penambangan bauksit di daerah Dompak, Sei Timun, Sei Carang dan Tanjung Sebauk, Senggarang. Bekas galian tambang biji bouksit masih terlihat terbiarkan begitu saja. Kolam-kolam raksasa yang digenangi air berwarna kuning kemerahan menjadi lahan empuk bagi nyamum berkembang biak.
tidak menutup kemungkinan genangan air tersebut menimbulkan penyakit.
Kemudian, puluhan mobil dumtruck milik pengusaha tambang masih “merdeka” melintasi jalan umum. Dinas terkait belum bertindak tegas, aksi tangkap lepas ala Dishub infokom Kota Tanjungpinang ternyata tak membuat ciut nyali para penambang “illegal” untuk tetap melintasi jalan umum. Padahal jalan umum itu dibangun dengan uang rakyat, dan dinas terkait yang mengawasi juga digaji dengan uang rakyat. Hingga hari ini Sabtu (11/05) sekitar pukul 15 00 Wib. Puluhan lori/truk bermuatan biji bouksit terlihat bolak-balik mengantarkan muatanya kesebuah tongkang yang sedang lego jangkar di bawah jembatan sungai Sei Carang, Jalan Daeng Celak Kilometer 8 atas, tepatny di belakang Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepri.(aliasar)