Nelayan Kampung Berlian Hidup Dibawah Garis Kemiskinan
Batam, Radar Kepri-Sejak adanya penimbunan hutan bakau yang berada di bibir pantai Kampung Berlian Tua, Kelurahan Berlian, Kecamatan Kota Batam. Kehidupan para nelayan sekitar semakin sulit dan susah akibat reklamasi yang diduga tanpa ijin.
Keluhan tersebut disampaikan Yuli Astuti, istri seorang nelayan di Kampung Berlian Tua.”Kami semakin susah dan sulit.”sebutnya, Selasa (07/04) ketika dijumpai radarkepri.com dikediamnya, yang tidak layak untuk ditempati.
Menurut Yuli Astuti, mereka sudah puluhan tahun tinggal di Kampung Berlian Tua dengan kehidupan pas-pasan. Namun sekarang sejak adanya reklamasi pantai.”Kami semakin susah untuk mencari makan, maklumlah suami saya itu hanya pandai me-laut. Karena pendidikan rendah, hanya sekolah tamatan sekolah dasar.”jelasnya.
Yang tinggal disini, lanjut Yuli memang warga kurang mampu.”Namun selalu luput dari pantaun pemerintahan, kami merasa di anak tirikan sama pemerintahan kota Batam, kami nelayan yang tidak beruntung.”ujarnya.
Padahal, lanjut Yuli.”Kami ini sama dengan masyarak nelayan lainnya yang ada di kota Batam. Tapi nelayan lain di kasih bantuan bedah rumah. Sementara kami tidak dikasih, dengan alasan diwiliyah kecamatan Batan kota tidak ada lagi masyarakat miskin, kurang mampu.”katanya.
Menurut Yuli.”Saya sangat sangat sedih dengan hal ini, Pihak pemerintah tidak pernah turun langsung melihat keadaan kami yang sebenarnya. Bapak bisa lihat sendiri gubuk kami sudah, mau runtuh. Kalau dilihat letak kampung ini tidak terlalu jauh dari pusat kantor pemerintahan kota Batam, namun mereka itu tidak pernah melihat kondisi kami disini.”terangnya.
Kedepan, masih kata Yuli, pemilahan kepala daerah yang akan berlangsung tak lama lagi.”Jangan pilih lagi pemimpin yang seperti ini.”himbaunya.(taherman)