; charset=UTF-8" /> Menuju Batam Bebas DBD - | ';

| | 548 kali dibaca

Menuju Batam Bebas DBD

YOVINARTI
Mahasiswa Fakultas Bioteknologi
Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakara.

DBD atau yang dikenal dengan Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang cukup terkenal dikalangan masyarakat terutama pada daerah kota Batam sendiri. DBD tersebut merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepthy terutama pada daerah yang beriklim tropis. Sadar atau tanpa kita sadari bahwa nyamuk penyebab DBD banyak tumbuh dan berkembang disekitaran rumah dan lingkungan kita sendiri. Seperti genangan- genangan yang ditimbulkan akibat bekas pembangunan, tanah galian atau tanah yang tidak diratakan dengan sempurna hingga barang barang seperti kaleng cat yang tidak dibuang atau dikubur dengan semestinya ditambah dengan pembuangan sampah sembarangan oleh warga.

Tingginya angka kesakitan akibat penyakit tular vektor di kota Batam dari tehun ke tahun tidak memiliki angka yang stabil bahwa dari tahun 2015 tercatat 621 jiwa, 2016 tercatat periode Januari hingga Juli 549 jiwa, sedangkan pertengahan April 2017 tercatat telah mencapai 138 jiwa warga yang terjangkit DBD dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan diperkirakan angka tersebut terus meningkat terutama ketika saat musim pengujan yaitu mulai desember hingga bulan maret. Perlu diketahui bahwa kebiasaan warga akan tinggi atau rendahnya kepedulian terhadap lingkungan tersebut yang akan menentukan laju angka kesakitan DBD, dikarenakan faktor yang paling mempengaruhi laju angka kesakitan. Darah batam yang sangat berpotensi akan timbulnya penyakit tersebut yaitu derah endemis seperti Kecamatan yang paling banyak menderita DBD adalah Kecamatan Batam Kota, Sagulung, Sei Beduk, Batuaji, Bengkong, Sekupang, Belakang padang, Lubuk baja, Batu ampar, Bulang dan Galang.

Tingginya angka kesakitan DBD yang terjadi tersebut harus ditekan agar angka penularan yang terjadi tidak semakin meningkat serta warga tidak selalu dihantui oleh penyakit yang hingga dapat menimbulkan kematian tersebut. Perihal yang bisa dilakukan yaitu tidak hanya menunggu dan mengharapkan adanya tindakan dari pemerintah sendiri, namun justru warga terutama yang tinggal di derah sekitaran genangan tersebutlah yang memiliki peranan penting dalam menekan angka kesakitan DBD tersebut, salah satu yang bisa dilakukan seperti yang memiliki peran terpenting yaitu justru dari kesadaran warga tersebut tesebut salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu seperti:

1. Pemerintah memberikan edukasi melalui penyuluhan kepada masyarakat sekitar terkait sebab terjadinya DBD, cara penularan, dan resiko akan penyakit DBD serta yang paling terpenting adalah upaya penghilangan tempat perindukan DBD.

2. Program upaya pencegahan penyakit DBD yang telah dilakukan oleh pemerintah lebih ditingkatkan lagi dan yang terpenting yaitu adanya keberlanjutan akan program yang dilakukan, seperti pembagian kelambu kepada masyarakat, melakukan program fogging atau pengasapan serta pembagian biolarvasida seperti bubuk abate pada tempat tempat genangan air.

3. Andanya kesadaran dari warga sendiri untuk melindungi atau memproteksi sendiri dan melakukan program hidup sehat, agar terjaga dan terhindar dari penularan penyakit yang dapat menimbulkan kematian tersebut seperti tidak membuang sampah sembarang, menyingkirkan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk terutama temapat yang dapat memicu terjadinya genangan seperti kaleng- kaleng bekas, serta adanya aksi bersih- bersih  yang dilakukan oleh warga di sekitaran perumahan/RT/RW contohnya melakukan gotong royong dalam membersihkan got dua minggu sekali.

4. Adanya edukasi yang dilakukan oleh warga untuk warga sendiri terkait penggunaan kelambu yang benar,menjaga tempat penampungan air bersih agar selalu dalam kondisi tertutup, peka dan tanggap jika terdapat tanda- tanda gejala pada warga untuk segera dilakukan tindakan seperti dibawakan langsung ke rumah sakit, serta adanya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat terkait program yang dialakukan oleh pemerintah agar program tersebut tetap terus berjalan dan menuju Batam bebas DBD.

Ditulis Oleh Pada Jum 05 Mei 2017. Kategory Cerpen/Opini, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Komentar Anda

Radar Kepri Indek