; charset=UTF-8" /> KPAID Kota Tanjungpinang Biarkan Anak-Anak Berjualan Koran - | ';

| | 917 kali dibaca

KPAID Kota Tanjungpinang Biarkan Anak-Anak Berjualan Koran

Asmahul menawarkan koran ke pengedara motor.

Asmahul (baju kaos merah) menawarkan koran ke pengedara motor di bundaran Jl Basuki Rahmat, Tanjungpinang. Sabtu (18/01). (foto by aliasar,radarkepri.com).

Tanjungpinang, Radar Kepri-Malang nian nasib Asmahul (10), bocah laki-laki berdomisili Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang ini, terpaksa berjualan koran untuk membiayai adiknya, Sanggar (6).

Sanggar dititipkan dirumah Ros, tantenya, kini bocah malang itu terpaksa putus sekolah. Ibu Asmahul dan Sanggar yang bernama, Inur Ayani saat ini mendekam di balik jeruji besi di Malaysia. Inur Ayani terpaksa merantau ke Malaysia menjadi TKW illegal setelah bercerai dengan suaminya, Semawar.

Hal ini terungkap ketika awak media ini, menghampiri Asmahul yang sedang menjajakan sebuah media harian terbitan Batam di bundaran Jl Basuki Rahmat.”Saya di Tanjungpinang sudah 2 tahun om. Dulu sebelum di Tanjungpinang, saya sempat sekolah di Sekolah Dasar Negeri 02 Sei Laut, Kuala Enok. Namun hanya sampai kelas II.”kenangnya.

Namun, lanjut Asmahul yang akrab disapa Asma, kedua orangnya bercerai. Hingga saat ini, Asmahul mengaku tidak mengetahui keberadaan bapaknya.”Sementara mamak saya di penjara di Malaysia. Sekarang bersama adik, saya tinggal di rumah tante Ros di Tanjung Unggat.”keluh Asma.

Kemudian kata Asma.”Saya sebenarnya mau sekolah om. Tapi macam mana caranya. Saya tidak ada surat pindah dari sekolah yang dulu. Jika saya bisa sekolah, siapa yang mencari uang untuk biaya sekolah. Dan untuk biaya makan adik saya, sementara adik saya, Sanggar baru berusia 6 tahun.”Ucapnya lagi.

Hujan dan panas tidak menjadi halangan bagi Asmahul untuk menjajakan koran, asal adiknya bisa makan. Belum lagi besarnya resiko jika di tabrak pengemudi kendraan karena dia berjualan koran di jalanan.”Sehari, paling banyak dapat Rp 30 ribu, kadang-kadang hanya Rp 20 ribu saja.”ujarnya. Seluruh hasil jerih payahnya di serahkan ke tante Ros untuk kebutuhan hidup mereka.

Anehnya, meskipun telah disorot oleh media ini tentang, banyaknya anak-anak di bawah umur yang berkeliaran menjual koran di Tanjungpinang ini. Namun, sampai  sekarang Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Tanjungpinang belum menanggapinya bahkan terkesan tidak peduli dengan nasib anak jalanan ini.(aliasar)

Ditulis Oleh Pada Sab 18 Jan 2014. Kategory Tanjungpinang, Terkini. Anda dapat mengikuti respon untuk tulisan ini melalui RSS 2.0. Anda juga dapat memberikan komentar untuk tulisan melalui form di bawah ini

Komentar Anda

Radar Kepri Indek