Jalan di Akau Rusak Parah, BUMD Malah Mau Bangun WC Mewah
Tanjungpinang, Redar Kepri-Sejumlah pedagang Akau Potong Lembu mengeluhkan rusaknya akses jalan yang ada di depan rumah toko (ruko) tempat mereka berjualan. Jalan berlubang dan becek ketika musim hujan, berdebu ketika musim panas. Kemana biaya pemeliharaan dan perawatan jalan tersebut ?. Inilah yang menjadi pertanyaan beberapa pedagang di Jl Potong Lembu dan Jl Lorong Banjar.
A Siang, pemilik kedai kopi Damai Baru mengaku sangat terganggu dengan rusak parahnya ruas jalan yang berada tepat di depan kedai kopinya.”Kalau hujan, air tergenang di lubang jalan itu. Kalau panas, debu dan kerikil berserakan yang membahayakan pengguna jalan.”keluh A Siang. Ketika dijumpai Radar Kepri, Sabtu (18/05).
Keluhan serupa disampaikan A Cek, seorang pedagang Sate Mie yang tepat berjualan di samping kedai kopi Damai Baru.”Saya harus menutup dagangan dengn kertas Koran agar tidak terkena debu jika panas.”katanya. Ditambahkan bapak satu anak ini, kalau hujan datang, genangan air setinggi tumit menumpuk tepat didepan gerobaknya.”Saluran parit yang ada terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung air.”katanya.
Selain di depan kedai kopi Damai Baru, pantau media ini dilapangan, hampir seluruh jalan di lingkungan pusat jajan kuliner Akau Potong Lembu rusak parah. Jika musim hujan seperti sekarang ini, jalan tersebut becek dan air tergenang berwarna hitam menebar bau tak sedap.”Seharusnya, jalan ini yang diperbaiki dulu dari pada membangun fasilitas lainnya yang belum terlalu dibutuhkan.”harap ketua Perstauan Pedagang Kuliner Akau Potong Lembun (P2KAPL), Alimin.
Menurut Alimin alias Awang, pusat jajan kuliner Akau Potong Lembu ini merupakan satu-satunya Akau yang masih tersisa di Tanjungpinang.”Herannya, pemko melalui BUMD belum memprioritaskan perbaikan infrastruktur jalan ini. Setiap hari, ratusan atau mungkin ribuan orang melintas dan memakai jalan ini. Tapi sudah hampir hancur begini, kok.. tak kunjung diperbaiki. Malah mau membangun WC mewah yang bukan untuk kepentingan pedagang Akau.”herannya.
Padahal kontribusi pedagang Akau Kuliner Potong Lembu ini setiap tahunnya hampir mencapai Rp 300 juta lebih. Hal ini bisa ditelisik dengan iuaran Rp 10 ribu setiap malam untuk 86 orang pedagang yang tercatat di P2KAPL. Sehari terkumpul Rp 860 ribu, jika sebulan, 30 hari maka selama sebulan terkumpul Rp 25 800 000 dan setahun, 12 bulan. Maka totalnya mencapai Rp 309 600 000. Jumlah dana yang cukup besar, jika dipergunakan untuk membuat ikon kuliner Kota Tanjungpinang ini menjadi lebih baik. (chendy)